Setelah mereka menyanyikan satu lagu, yang aku sendiri ngga ngerti lagu apa yang mereka nyanyikan. Nadanya ngga karuan. Mungkin buat mereka yang penting bunyi...soal nada itu urusan kesekian. Mereka mulai "minta" uang dari para pengunjung tempat makan. Saat itu kami sudah siapkan uang receh. Saat salah seorang dari mereka mendatangi kami, kami berikan uang receh tersebut. Ngga disangka, uang itu dilemparkan kembali ke kami oleh pengamen itu. Terus terang kami kaget, begitu juga dengan pengunjung yang lain. Ternyata dia tidak mau diberi uang receh dengan nilai tersebut.
Bengong aku dengan kejadian itu..Duh..kenapa ya ada orang yang tidak menghargai uang. Kalau memang ngga mau dengan uang receh yang diberikan, ngga seharusnya mereka lemparkan uang itu. Taruh saja dimeja.
Dari kejadian itu, aku bisa mengambil beberapa makna.
- hargailah uang. Berapapun nilai uang, uang tersebut ada harganya, kalau uang sudah tidak ada harganya, tentunya bank penerbit akan menarik uang tersebut dari peredaran. Jangan sepelekan nilai uang bahkan Rp.100,- sekalipun. Bayangkan saja, jika suatu saat kita ngga bawa uang atau dompet kita tertinggal di rumah, dijalam kita merasa haus,kemudian kita temukan uang receh di saku kita, masih bisa kok kita beli kembang gula.
- Jangan menolak berapapun rejeki yang kita terima dari orang lain. Sedikit-sedikit tapi kalau sering dan kita kumpulkan, jadi banyak juga to..
- Bersyukur atas apa yang kita terima. Jangan mengeluh "kok cuma kayak gini".."kok cuma segini"
Dari situ, menyambung dari postinganku yang sebelumnya...kalau kita mau berusaha pastilah hasil itu ada. Tidak mungkin TIDAK...Hanya masalah waktu saja yang membedakannya. Kalau kita jalannya 'cepet' dan turut pada aturan yang ada, hasilnya mungkin akan segera kita terima. Tapi kalau kita "nyantai" hasil yang datang juga akan "pelan2"
Sekian...
Hwe Fen
Rabu (it's cloudy now), 5 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar